Mata Kuliah Dosen
Pengampu
Perkembangan Peserta Didik Azmi Azra, S. Si
PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
Oleh:
HILDA
YANI SAFITRI
NIM.
1431011
Program
Studi Pendidikan Fisika
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Pasir Pengaraian
Kata
Pengantar
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Puji
syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan Rahmat dan Karunia Nya kepada penulis sehingga berhasil
menyelesaikan makalah “ Perkembangan Peserta Didik “ ini tepat pada waktunya.Selesainya makalah
ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Dosen
pengampu mata kuliah yang telah
memberikan tugas,petunjuk kepada penulis sehingga termotivasi dalam
menyelesaikan makalah ini.
2. Keluarga
tercinta yang telah memberikan dorongan, bantuan dan do’a serta pengertian yang besar kepada
penulis baik selama mengikuti
perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Secara
khusus penulis sampaikan terima kasih kepada teman-teman saya Dany Rifaldi, kak
Yuyun Mawarti dan pihak PusKom UPP yang telah membantu mengunduh video sehingga
didapatlah bahan untuk makalah ini.
Dalam penulisan
makalah ini, penulis
menyadari bahwa dalam mengupas perkembangan peserta didik di dalam makalah ini
masih banyak kekurangan, baik dalam hal sistematika maupun teknik penulisannya.
Kiranya tiada lain karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis yang
belum luas dan mendalam. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang
membangun tentunya penulis harapkan,
sebagai masukan yang berharga demi kemajuan penulis di masa mendatang.
Demikianlah
makalah ini, penulis
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, bagi pembaca
umumnya, dalam memberikan informasi tentang
Perkembangan Peserta Didik.
Pasir
Pengaraian, 12 Maret 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah............................................................................. 1
Bab II Pembahasan Materi................................................................................... 2
2.1 Referensi Dari Segi Pandangan Islam........................................................... 2
2.1.1 Pengertian Pertumbuhan dan
Perkembangan Peserta Didik................. 2
2.1.2 Aspek-Aspek Perkembangan Anak
Didik............................................ 3
A. Perkembangan Intelektual............................................................... 3
B. Perkembangan Emosional................................................................ 4
C. Perkembangan Sosial dan
Bahasa.................................................... 6
D. Perbedaan Individual Unik.............................................................. 6
2.2 Referensi dari Para Ahli................................................................................. 8
2.2.1 Pengertian Pertumbuhan dan
Perkembangan Peserta Didik................. 8
2.2.2 Aspek-Aspek Perkembangan Anak
Didik............................................ 10
A. Perkembangan Intelektual............................................................... 10
B. Perkembangan Emosional................................................................ 11
C. Perkembangan Sosial dan
Bahasa.................................................... 12
D. Perbedaan Individual Unik.............................................................. 13
Bab III Penutup..................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 16
3.2 Saran.......................................................................................................... .. 16
Daftar Pustaka....................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan anak ada
dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.
Banyak orang yang menggunakan istilah pertumbuhan dan perkembangan secara
bergantian. Kedua proses ini berlangsung secara interdependensi, artinya saling
bergantung satu sama lain. Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan dalam
bentuk-bentuk yang secara pilah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa
dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.
Karena pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik dilihat dari tahapan tersebut memiliki kesinambungan
yang begitu erat dan penting untuk dibahassama dengan faktor-faktor dasar perkembangan
peserta didik perlu diketahui agar perkembangan peserta didik dapat diketahui
oleh pengajar seperti emosional, kecerdasan, sosial dan bahasa dapat
dikembangkan kearah yang lebih baik lagi.
1.2 Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah adalah
sebagai berikut :
1.
Apa pengertian pertumbuhan
dan perkembanganindividual peserta didik ?
2.
Apa saja aspek-aspek pertumbuhan
dan perkembangan individu ?
3.
Apa saja perbedaan invidual
unik ?
1.3 Tujuan Materi
Adapun tujuan – tujuan dalam makalah ini
adalah sebagai berikut ;
1.
Mengetahui pengertian
pertumbuhan dan perkembangan individual peserta didik
2.
Mengetahui aspek-aspek
pertumbuhan dan perkembangan individu
3.
Mengetahui perbedaan
invidual unik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Dari Segi Pandangan Islam
2.1.1
Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan
Alquran juga mengatakan bahwa Allah menciptakan manusia
dari berbagai tahap progresif pertumbuhan dan perkembangan. Dengan kata lain,
kehidupan manusia memiliki pola dalam tahapan-tahapan tertentu yang termasuk
tahapan dari pembuahan sampai kematian. Tahapan yang tertjadi dalam pertumbuan
dan perkembangannya bukan karena suatu kebetulan namun merupakan sesuatu yang
telah dirancang, ditentukan dan ditetapkan langsung oleh Allah.Banyak ayat
Alquran yanmg menyatakan hal ini. Salah satunya sebagai berikut:
... dan Dia telah menciptakan segala
sesuatu, dan Dia menetapkan segalanya dengan ukuran-ukuran dengan
serapi-rapinya. (QS. Al-Furqan 25:2)
Pertumbuhan & perkembangan manusia tidak terjadi
serta merta dalam satu waktu, namun melalui tahapan yang telah ditentukan
ukurannya yang membuatnya berjalan dalam proses yang
berangsur-angsur atau gradual. Ayat berikut ini dengan jelas menyatakan bahwa
manusia diciptakan dan ditentukan untuk berkembang dalam tahapan.
Mengapa kamu tidak percaya kepada
kebesaran Allah? Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa
tingkatan kejadian.
(QS. Nuh 71:13-14)
Ibn Kastir melaporkan bahwa Abdullah Ibn Abbass dan
lain-lain menrjemahkan ayat ini dalam pengertian bahwa manusia tumbuh dari satu
keadaan ke keadaan lain sedemikian rupa, menjadi kana-kanak setelah bayi,
menjadi tua setelah muda dan kuat.
Peserta didik dalam pendidikan Islam adalah
individu sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, psikologis, sosial,
dan religius dalam mengarungi kehidupan di dunia dan di akhirat kelak. Definisi
tersebut memberi arti bahwa peserta didik merupakan individu yang belum dewasa,
yang karenanya memerlukan orang lain untuk menjadikan dirinya dewasa.Dengan
demikian dalam konsep pendidikan Islam, tugas mengajar, mendidik, dan
memberikan tuntunan sama artinya dengan upaya untuk meraih surga. Sebaliknya,
menelantarkan hal tersebut berarti sama dengan mejerumuskan diri ke dalam
neraka. Jadi, kita tidak boleh melalaikan tugas ini, terlebih lagi Nabi
bersabda:
أَكْرِمُوْااَبْنَاءَكُمْ
وَأَحْسِنُوْا اَدَبَهُمْ
“Muliakanlah anak-anakmu
dan didiklah mereka dengan baik” (hadits
diketengahkan oleh Ibnu Majah 2/1211, tetapi Al-Albani menilainya dha’if)
Menurut Langeveld anak
manusia itu memerlukan pendidikan, karena ia berada dalam keadaan tidak berdaya
(hulpeoosheid). Dalam Al-Quran dijelaskan:
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ
بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ
وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.(QS.
An-Nahl: 78)
Peserta didik di dalam
mencari nilai-nilai hidup, harus dapat bimbingan sepenuhnya dari pendidik,
karena menurut ajaran Islam, saat anak dilahirkan dalam keadaan lemah dan
suci/fitrah sedangkan alam sekitarnya akan memberi corak warna terhadap nilai
hidup atas pendidikan agama peserta didik.
2.1.2
Aspek-Aspek Perkembangan Anak Didik
A. Perkembangan
Intelektual
Kecerdasan ini ditemukan
pada sekitar tahun 1912 oleh William Stern. Digunakan sebagai pengukur kualitas
seseorang pada masanya saat itu, dan ternyata masih juga di Indonesia saat ini.
Bahkan untuk masuk ke militer pada saat itu, IQ lah yang menentukan tingkat
keberhasilan dalam penerimaan masuk ke militer. Kecerdasan ini terletak di otak
bagian Cortex (kulit otak).
Kecerdasan ini adalah sebuah kecerdasan yang memberikan kita kemampuan untuk
berhitung, beranalogi, berimajinasi, dan memiliki daya kreasi serta inovasi.
Atau lebih tepatnya diungkapkan oleh para pakar psikologis dengan What I
Think.
Allah SWT berfirman dalam
QS. Al-Imran [3]: 191 yaitu “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal”. Akal yang berpusat diotak al-demagh adalah komponen yang ada dalam diri manusia yang memiliki
kemampuan memperoleh pengetahuan secara nalar. Setelah memperoleh maupun
menyimpan ini berbeda-beda antara satu orang dengan yang lain, bergantung
kepada wadah kognitif yang dimilki seseorang.
Digambarkan secara simpel
oleh ahli psikologi Seto Mulyadi bahwa ada manusia yang berwadah kognitif
sebesar gelas kecil ada yang besar gelas besar, ada pula yang sampai sebesar
danau. Semakin besar wadah kognitif, semakin banyak pengetahuan yang dapat
diserap dan disimpan dalam kognitif orang tersebut.Otak manusia tidak bekerja
seperti media audio atau video tape
recorder, yang mampu merekam seluruh informasi secara utuh.
Ketika menerima informasi
otak tidak langsung merekam, tapi mempertanyakan lebih dulu, iaakan memproses
dan mengolahnya.Untuk memperoleh dan mengolah informasi secara efektif, otak
perlumelaksanakan refleksi baik secara internal maupun secara eksternal. Cara
berfikir otak kanan dan otak kiri masing-masing belahan bertanggung jawab
terhadap cara berfikir dan mempunyai spesialsiasi dalam kemampuan-kemampuan
tertentu, walaupun ada beberapa persilangan dan interaksi antar keduanya.
Proses berfikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional
(membaca, menulis, simbolisme dsb). Cara berfikir otak kanan bersifat acak
tidak teratur, intuitif dan holistik (perasaan, emosi, perasaan, pengenalan bentuk
dan pola, visualisasi dsb)
Kecerdasan intelektual
dapat dilihat dari kemampuan seseorang memandang masalah secara ilmiah, logis
dan menyusun rumusan problem solving
berdasarkan teori. Hanya saja orang yang cerdas secara intelektual terkadang
terkesan kepada logika yang tidak relevan dengan problem solving itu sendiri. Ia puas dengan analisa yang masuk akal
dan bangga dengan kereterianya kepada kaidah keilmuan.
B. Perkembangan Emosional atau Perasaan
Pertama kali digagas oleh
Danar Zohar dan Ian Marshall, masing-masing dari Harvard University dan Oxford
University. Dikatakan bahwa kecerdasan spiritual adalah sebagai kecerdasan
untuk menghadapi persoalan makna atau value
untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas
dan kaya.Mulai populer pada awal abad 21. Melalui kepopulerannya yang diangkat
oleh Danar Zohar dalam bukunya Spiritual
Capital dan berbagai tulisan seperti The
Binding Problem karya Wolf Singer.
Kecerdasan Emosional ‘kalbu’ menjadi pusat
kesadaran moral. Ia memilki kemampuan membedakan yang baik dan yang buruk serta
mendorong manusia memilih hal yang baik dan meninggalkan yang buruk. Kecerdasan
emosi ini menekankan tentang bagaimana seseorang mampu menjalin hubungan baik
dengan orang lain, menanamkan rasaempati, dan cara mengalahkan emosi.
Allah berfirman:“Dan orang-orang beriman mendapat petunjuk dari Allah melalui hatinya”(QS. At-Taghabun [64]: 11)
Allah berfirman:“Dan orang-orang beriman mendapat petunjuk dari Allah melalui hatinya”(QS. At-Taghabun [64]: 11)
Didalam Islam hal-hal yang
berhubungan kecakapan emosi dan spiritual konsistensi (istiqamah), kerendahan
hati (tawadlu), berusaha dan berserah diri (tawakal), ketulusan (keikhlasan),
totalitas (kaffah), keseimbangan (tawazun), integritas dan penyempurnaan
(ihsan) semua itu dinamakan akhlakul karimah. Dalam kecerdasan emosi, itulah
yang dijadikan sebagai tolak ikur kecerdasan emosi (EQ) hal ini telah diajarkan
oleh Rasulullah SAW emapat ratus tahun yang lalu.
Setidaknya ada 5 unsur yang membangun
kecerdasan emosi, yaitu:
1. Memahami emosi-emosi sendiri
2. Mampu mengelola emosi-emosi sendiri
3. Memotivasi diri sendiri
4. Memahami emosi-emosi orang lain
5. Mampu membina hubungan social
1. Memahami emosi-emosi sendiri
2. Mampu mengelola emosi-emosi sendiri
3. Memotivasi diri sendiri
4. Memahami emosi-emosi orang lain
5. Mampu membina hubungan social
Kalbu “Kecerdasan Emosional
(Perasaan)” berkemampuan memberikan jawaban kebajikan ketika seseorang harus
memutuskan sesuatu yang sangat penting. Setiap menyuruh seseorang berbuat
kebajikan seperti menyuruh untuk bersabar, dermawan, bersyukur, yang diukur
ialah kalbunya dan perilaku. Bila seseorang memilki kalbu yang baik maka ia
akan cenderung berbuat positif lebih besar.
Al-qur’an menjelaskan bahwa
manusia adalah makhluk yang diberi ilmu pengetahuan dan sarana untuk
memperolehnya, memilki kapasitas pengembangan ilmu dan daya nalar, mampu
mengembangkan pemikiran, pengamatan, analisi. Hal tersebut memberikan isyarat
bahwa manusia memilki seperangkat kemampuan (potensi dasar) yang akan
dikembangkan melalui pendidikan. Pengembangan dalam hubungannya dengan ilmu
pengetahuan adalah pengembangan akal (intelektual). Sedangkan pengembangan
kalbu (emosional) merupakan pengembangan dalam bidang ibadah. Sehingga manusia
yang akan dibentuk dalam islam adalah manusia yang berkembang akal dan
kalbunya.
C.
Perkembangan Sosial dan Bahasa
Perkembangan sosial dan bahasa anak dipengaruhi oleh :
1.
Faktor
Sosial Keluarga
2.
Faktor
Lingkungan
3.
Faktor
kesiapan mental atau umur
4.
Faktor
Kondisi fisik/kesehatan
Allah berfirman
dalam QS. Ar-Ruum (30):22
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit
dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang
demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.
Dan
Allah Swt berfirman dalam QS Ali Imran: 159
Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
D. Perbedaan
Individual Unik
Menurut Alquran
Perbedaan individual
merupakan kehendak Allah dan ditentukan melalui pembawaan hereditas dan
lingkungan. Alquran menyatakan bahwa Allah menciptakan dan membentuk manusia
dalam rahim ibunya dengan cara dan bentuk yang berbedan dan unik seperti yang
diinginkanNya:
Hai
manusia, apakah yang memperdaya kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang
Maha Pemurah? Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan
menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang. (QS
Al-Ifithaar 82:6-8)
Dia
yang membentuk kamu dalam Rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tiada Tuhan
melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS
Al-Imran 3:6)
Lebih lanjut dan dalam
pernyataan yang jelas, Alquran menyatakan manusia berbeda-beda satu sama
lainnya dalam sifat, karakter, perilaku dan perbuatan:
Katakanlah!
Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih
mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (QS
Al-Israa 17:84)
Ayat ini menyatakan bahwa
manusia memiliki disposisi yang unik. Keunikan yang demikian dapat termanisfestasikan
dalam bentuk fisik, kognitif, emosional, moral, dan karakteristik sosial.
Alquran dengan demikian menyatakan bahwa perbedaan antarindividual tidak hanya
meliputi perkembangan kognitif, namun juga seluruh aspek perkembangan. Dengan
melihat hal ini, orang akan melihat bahwa perbedaan individu merupakan hal yang
sangat diperhatikan bahkan dalam berbagai perintah dan larangan Alquran untuk
mentaati Allah dan juga keringanan dalam memenuhi kewajiban
terhadap-Nya.
Menurut Ibn Katsir, Allah
menerangkan dalam ayat berikut bahwa Dia menciptakan keragaman pada
makhluk-makhlukNya, termasuk manusia dalam hal kekayaan, intelektual,pemahaman,
dan kemampuan lain yang bersifat internal dan eksternal:
…dan
kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa
derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain… (QS
Al-Zukhruf 43:32)
2.2 Dari Segi Para Ahli
2.2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Di dalam seluruh jangka
kehidupan manusia, semenjak dalam kandungan sampai meninggal di dalamnya
terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun psikis.Perubahan-perubahan
tersebut terjadi karena pertumbuhan dan perkembangan dalam dirinya.Pertumbuhan
dan perkembangan merupakan dua istilah yang senantiasa digunakan secara bergantian.
Keduanya tidak bisa dipisah-pisah, akan tetapi saling bergantung satu dengan
lainnya bahkan bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.
Pertumbuhan adalah perubahan
secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang
berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal.Jadi,
pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan
ukuran dan struktur biologis.
Perkembangan adalah serangkaian
perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman (E.B Harloch), bekerja dalam suatu proses perubahan yang berkenaan
dengan aspek-aspek fisik dan psikis atau perubahan tingkah laku dan kemampuan
sepanjang proses perkembangan individu.
Secara
umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner pada tahun 1957 (Sunarto, dkk, 1994: 31) yang menjelaskan bahwa "perkembangan sejalan dengan
prinsip orthogenetis, berlangsung dari keadaan global dan kurang
berdeferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan
integrasi meningkat secara bertahap". Dapat dikatakan konsep perkembangan
itu mengandung unsur keseluruhan (totalitas) dan berkesinambungan yang
berlangsung secara bertahap.Istilah perkembangan dapat mencerminkan sifat-sifat
yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang menampak.
Soesilo
Windradini (1995: 2) menyatakan bahwa perkembangan individu tidak
berlangsung secara otomatis, tetapi perkembangan tersebut sangat bergantung
pada beberapa faktor, yaitu: (1) heriditas, (2) lingkungan, (3) kematangan
fisik dan psikis, dan (4) aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan,
dalam arti anak bisa mengadakan seleksi, bisa menolak dan menyetujui serta
mempunyai emosi.
Perubahan dalam
perkembangan bertujuan untuk memperoleh penyesuaian diri terhadap lingkungan di
mana ia hidup. Untuk mencapai tujuan maka realisasi diri “aktualisasi
diri” sangat penting perannya. Realiasasi diri memainkan peran penting dalam
kesehatan mental, maka seseorang yang berhasil menyesuaikan diri dengan baik
secara pribadi dan sosial harus mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan minat
dan keinginannya dengan cara memuaskan dirinya. Tetapi pada saat yang
sama harus menyesuaikan dengan standar-standar yang diterima. Kurangnya
kesempatan berdampak pada kekecewaan dan sikap-sikap negatif terhadap orang
lain dan bahkan terhadap kehidupan pada umumnya.
Beberapa
pendapat para ahli mengenai pertumbuhan dan perkembangan diantaranya adalah:
a. Seifert
dan Hoffnung mengartikan perkembangan sebagai “long-term changes in a
person’s growth, feelings, pattents of thinking, sosial relationship and motor
skills.”
b. C.P.
Chaplin mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan dalam
ukuran dari bagian-bagian tubuh atau organisme sebagai suatu keseluruhan.
c. A.E.
Sinolungan mengartikan pertumbuhan menunjuk pada kuantitatif, yaitu yang dapat
dihitung atau diukur, seperti panjang atau berat tubuh.
d. Ahmad
Thonthowi mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam
ukuran (size) sebagai akibat dari
adanya perbanyakan (multiplication)
sel-sel.
e. Reni
Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses
perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas
kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru.
f. F.J.
Monks menyatakan perkembangan adalah suatu proses ke arah yang lebih sempurna
dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada
perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.
Dari
beberapa pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan diartikan
sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh
serta bagian-bagiannya. Sedangakn perkembangan menunjuk pada
perubahan-perubahan dalam bentuk bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannya
ke dalam satu kesatuan fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Intinya
bahwa pertumbuhan dapat diukur sedangkan perkembangan hanya dapat dilihat
gejala-gejalanya.Perkembangan dipersyarati adanya pertumbuhan.
2.2.2
Aspek-aspek Pertumbuhan dan
Perkembangan Individu
Sejak
awal tahun 1980-an semakin diakuinya pengaruh keturunan (genetik) terhadap
perbedaan individu. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian perilaku
genetik yang mendukung, pentingnya pengaruh keturunan menunjukkan tentang
pentingnya pengaruh lingkungan. Perilaku yang kompleks yang menarik minat para
ahli psikologi (misalnya temperamen, kecerdasan dan kepribadian) mendapat
pengaruh yang sama kuatnya baik dari faktor-faktor lingkungan maupun keturunan
(genetik).
Aspek apa sajakah
yang mempengaruhi faktor genetik? Menurut Santrok (1992), banyak aspek yang
dipengaruhi faktor genetik. Para ahli genetik menaruh minat yang sangat besar
untuk mengetahui dengan pasti tentang variasi karakteristik yang dapat
dipengaruhi oleh faktor genetik. Kecerdasan dan temperamen merupakan
aspek-aspek yang paling banyak ditelaah yang dalam perkembangannya dipengaruhi
oleh keturunan.
A. Perkembangan
Intelektual
Intelek merupakan kata lain
pikir,berkembang sejalan dengan pertumbuhan syarat otak. Karena pikir pada
dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan intelektual yang lazim disebut
dengan istilah lain kemampuan berpikir, dipengaruhi oleh kematangan otak yang
mampu menunjukkan fungsinya secara baik.
Adapun tahap-tahap
perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu sebagai berikut :
a.
Tahap pertama : Masa sensori motor (0.00-2.50 th)
Yaitu masa ketika bayi
mempergunaan sistem penginderaan dan aktivitas motorik untuk mengenal
lingkungannya.
b.
Tahap Kedua : Masa pra-operasional (2.50-7.00
th)
Ciri khas masa ini adalah
kemampuan anak menggunakan simbol yang mewakili sesuatu yang tidak ada.
c.
Tahap ketiga : Masa konkrit – operasional
(7.00-11.00 th)
Anak mulai mengembangkan
tiga macam operasi berpikir, yaitu :
a).
Identifikasi : mengenali sesuatu;
b).
Negasi : mengingkari sesuatu;
c).
Reprokasi : mencari hubungan timbale
balik antara beberapa hal.
d.
Tahap keempat : Masa operasional (11.00-dewasa)
Pada tahap ini seseorang
bisa memperkirakan apa yang mungkin terjadi dan ia dapat mengambil
kesimpulan dari suatu pernyataan yang telah di tentukan.
B. Perkembangan Emosional Atau
Perasaan
Rasa dan perasaan merupakan
salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh manusia. Dalam hidupnya atau dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, banyak hal yang dibutuhkannya.
Kebutuhan setiap orang dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan-kebutuhan itu ada yang primer
yang harus segera dipenuhi kebutuhannya dan kebutuhan sekunder yang yang
pemenuhannya dapat ditangguhkan. Jika kebutuhan primer tidak segera dipenuhi
maka seseorang akan merasa kecewa dan sebaliknya.
Temperamen
adalah gaya/perilaku karakteristik individu dalam merespons. Ahli-ahli
perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian bayi sangat
aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi
lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat pada waktu
yang lama dan sebagian lagi tidak demikian. Sebagian bayi merespons orang lain
dengan hangat, sebagian lagi pasif dan acuh tidak acuh. Gaya-gaya perilaku
tersebut di atas menunjukan temperamen seseorang.
Ada 5 unsur yang membangun kecerdasan emosi,
yaitu:
1. Memahami emosi-emosi sendiri
2. Mampu mengelola emosi-emosi sendiri
3. Memotivasi diri sendiri
4. Memahami emosi-emosi orang lain
5. Mampu membina hubungan sosial
2. Mampu mengelola emosi-emosi sendiri
3. Memotivasi diri sendiri
4. Memahami emosi-emosi orang lain
5. Mampu membina hubungan sosial
Menurut Thomas & Chess
(1991) ada tiga tipe dasar temperamen yaitu mudah, sulit, dan lambat untuk
dibangkitkan.
1.
Anak yang mudah umumnya
mempunyai suasana hati yang positif dan dapat dengan cepat membentuk kebiasaan
yang teratur, serta dengan mudah pula menyelesaikan diri dengan pengalaman
baru.
2.
Anak yang sulit cenderung
untuk beraksi secara negatif serta sering menangis dan lambat untuk menerima
pengalaman-pengalaman baru.
3.
Anak yang lambat untuk
dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan yang rendah, kadang-kadang negatif, dan
penyesuaian diri yang rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.
Chess dan Thomas
berpendapat bahwa temperamen adalah karakteristik bayi yang baru lahir dan akan
dibentuk dan dimodifikasi oleh pengalaman-pengalaman anak pada masa-masa
berikutnya. Para peneliti menemukan bahwa indeks pengaruh lingkungan terhadap
temperamen sebesar 50% sampai 60% itu menunjukkan lemahnya pengaruh tersebut.
Kekuatan pengaruh ini biasanya menurun saat anak itu tumbuh menjadi lebih
besar.Konsisten atau tidaknya temperamen bergantung kepada “kesesuaian”
hubungan antara anak dengan orang tuanya. Orang tua mempengaruhi anak, tetapi
anakpun mempengaruhi orang tua. Orang tua dapat menjauh dari anaknya yang
sulit, atau mereka dapat menegur dan menghukumnya. Hal ini akan menjadikan anak
yang sulit, menjadi lebih sulit lagi. Orang tua yang luwes dapat memberi
pengaruh yang menyenangkan terhadap anak yang sulit atau akan tetap menunjukan
kasih sayang walau anak menjauh atau berkeras kepala. Dengan singkat dapat
dikatakan bahwa keturunan dapat mempengaruhi temperamen. Tingkat pengaruh ini
bergantung pada respons orang tua terhadap anak-anaknya dengan
pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalam lingkungan.
C. Perkembangan
Sosialdan Bahasa
Sejalan dengnan pertumbuhan
badannya, bayi yang telah menjadi anak dan seterusnya dan menjadi dewasa akan
mengenal lingkungan yang luas dan mengenal banyak manusia. Perkenalan dengan
orang lain dimulai dengan mengenal ibunya, kemudian mengenal ayahnya dan saudara-saudaranya
dan akhirnya mengenal manusia di luar keluarganya. Selanjutnya manusia yang
dikenalnya semakin banyak dan amat heterogen, namun pada umumnya setiap anak
akan lebih tertarik pada teman sebayanya. Anak membentuk kelompok sebaya
sebagai dunianya, memahami dunia anak, dan kemudian dunia pergaulan yang lebih
luas. Akhirnya manusia mengenal kehidupan bersama, kemudian bermasyarakat atau
berkehidupan sosial. Dalam perkembangannya setiap manusia pada akhirnya
mengetahui bahwa manusia itu saling membantu dan dibantu, memberi dan diberi.
Fungsi bahasa adalah untuk
komunikasi. Setiap orang senantiasa berkomunikasi dengan dunia sekitarnya,
dengan orang-orang disekitarnya. Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi
dapat diartikan tanda, gerak dan suara untuk menyampaikan isi pikiran kepada
orang lain. Bicara adalah bahasa suara, bahasa lisan.
Adadua tipe perkembangan
bahasa anak, yaitu sebagai berikut:
1.
Egocentric Speech, yaitu
anak berbicara kepada dirinya sendiri (monolog).
- Sociolized Speech, yang terjadi ketika berlangsung
kontak antar anak dengan temannya atau dengan lingkungannya.
Perkembangan ini dibagi ke dalam lima bentuk: (a) adapted information, di
sini terjadi saling tukar gagasan atau adanya tujuan bersama yang dicari,
(b) critism, yang menyangkut penilaian anak terhadap ucapan atau
tingkah laku orang lain, (c) command (perintah), request (permintaan)
dan threat (ancaman), (d) questions (pertanyaan), dan (e) answers
(jawaban).
D. Perbedaan
Individual Unik
Makna “perbedaan” dan
“perbedaan individual” menurut Lindgren (1980) menyangkut variasi yang terjadi,
baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis.
Dari pembahasan yang berhubungan dengan
individu terdapat dua fakta yang menonjol yaitu :
1.
Semua dari manusia
mempunyai kesamaan dalam pola perkembangannya.
2.
Warisan manusia secara
biologis dan sosial tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbeda.
Garry 1963 dalam buku
Perkembangan Peserta Didik karya Sunarto dan B. Agung Hartono mengategorikan
perbedaan individual ke dalam bidang-bidang berikut:
1.
Perbedaan fisik, tingkat
dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan
bertindak.
2.
Perbedaan sosial termasuk
status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
3.
Perbedaan kepribadian
termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
4.
Perbedaan inteligensi dan
kemampuan dasar.
5.
Perbedaan kecakapan atau
kepandaian di sekolah.
Jenis perbedaan
lainnya meliputi :
1.
Perbedaan
kognitif
Kemampuan kognitif
merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan
tehnologi. Setiap orang memiliki persepsi tentang hasil pengamatan atau
penyerapan atas suatu obyek. Berarti ia menguasai segala sesuatu yang
diketahui, dalam arti pada dirinya terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan
itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya
2.
Perbedaan kecakapan
bahasa
Bahasa merupakan salah satu
kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan. Kemampuan tiap individu
dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang
untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang
penuh makna, logis dan sistematis. Kemampuan berbahasa sangat dipengaruhi oleh
faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta faktor fisik (organ bicara).
3.
Perbedaan
kecakapan motoric
Kecakapan motorik atau
kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi gerakan
syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan kegiatan.
4.
Perbedaan Latar
Belakang
Perbedaaan latar belakang
dan pengalaman mereka masing-masing dapat memperlancar atau menghambat
prestasinya, terlepas dari potensi individu untuk menguasai bahan.
5.
Perbedaan bakat
Bakat merupakan kemampuan
khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik
apabila mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat sebaliknya bakat
tidak berkembang sama, manakala lingkungan tidak memberi kesempatan untuk
berkembang, dalam arti tidak ada rangsangan dan pemupukan yang menyentuhnya.
6.
Perbedaan
kesiapan belajar
Perbedaan latar belakang,
yang meliputi perbedaan sosio-ekonomi sosio kultural, amat penting artinya bagi
perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada
pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih
luas.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang
ada pada bab sebelumnya maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut
:
Pertumbuhan adalah
perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi
fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang
normal.Jadi, pertumbuhan berkaitan
dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis,
berlangsung dari keadaan global dan kurang berdeferensiasi sampai ke keadaan di
mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap.
Aspek-aspek
pertumbuhan dan perkembangan antara lain: perkembangan
kecerdasan/intelek,
temperamen (emosi), sosial, bahasa, bakat khusus dalam
perbedaan individual unik.
Perbedaan
individual unik terbagi dalam perbedaan fisik,perbedaan sosial,perbedaan kepribadian,perbedaan inteligensi dan
kemampuan dasar serta perbedaan
kecakapan atau kepandaian di sekolah.
3.2
Saran
3.2.1
Diharapkan kepada peserta didik dan pengajar maupun orang tua agar dapat
ikut berpartisipasi dalam memahami tentang perkembangan kognitif.
3.2.2
Peran serta pemerintaah, masyarakat, pengajar, orang tua juga perlu untuk
mengawasi perkembangan kognitif setiap anak dan peserta didik sesuai karakteristik perkembangan kognitif anak.
DAFTAR PUSTAKA
Akyas Azhari. 2004. Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Penerbit
Mizan Publika.
Ali Mohammad,Mohammad Asrori.2012.Psikologi
Remaja.Jakarta:PT.Bumi
Aksara.
Fatimah Enung.2010.Psikologi Perkembangan
(Perkembangan Peserta Didik).
Bandung:CV.Pustaka Setia.
Hurlock, Elisabeth B.
1991. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan
oleh Istiwidayanti, dkk. Jakarta:
Penerbit
Erlangga.
Zulkifli. 2000. Psikologi
Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mappiare. A. 1982. Psikologi
Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.
Monks, FJ, dkk.
1984. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai
Bagiannya. Yogyakarta: UGM Press.
Rochman Natawidjaja.1979. Psikologi
Pendidikan. Jakarta :CV Mutiara.
Santrock, J. W.
2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Alih Bahasa: Shinto
D.
Adelar & Sherly Saragih. Jakarta:
Erlangga.
Singgih D.Gunarsa dan
Ny. Singgih D.G. 1990. Psikologi Remaja.
Jakarta: PT.
BPK Gunung Mulia.
0 komentar:
Posting Komentar