Dosen Pembimbing : Ika Daruwati,S.Pd,M.Sc
PENGANTAR
PENDIDIKAN
PERMASALAHAN PENDIDIKAN
Oleh:
HILDA
YANI SAFITRI
NIM.
1431011
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PASIR PENGARAIAN
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh
Puji
syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan Rahmat dan Karunia Nya kepada penulis sehingga berhasil
menyelesaikan makalah dengan judul “
Permasalahan Pendidikan “ ini tepat pada waktunya.Selesainya makalah ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan
setinggi tingginya kepada yang terhormat :
1. Dosen
pengampu mata kuliah Pengantar Pendidikan yang telah memberikan tugas,petunjuk
kepada penulis sehingga termotivasi dalam menyelesaikan makalah ini.
2. Keluarga
tercinta yang telah memberikan dorongan ,bantuan dan do’a serta pengertian yang besar kepada penulis baik selama mengikuti perkuliahan maupun
dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Secara
khusus penulis sampaikan terima kasih kepada kakak futri yang telah membantu
meminjamkan kartu perpustakaan sehingga saya mendapat bahan untuk membuat
makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini , penulis menyadari bahwa dalam
mengupas permasalahan di dalam makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam
hal sistematika maupun teknik penulisannya. Kiranya tiada lain karena
keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis yang belum luas dan mendalam.
Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang membangun tentunya penulis harapkan, sebagai masukan yang
berharga demi kemajuan penulis di masa mendatang.
Demikianlah makalah ini , penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya, bagi pembaca umumnya,
dalam memberikan informasi tentang Permasalahan Pendidikan .
Pasir
Pengaraian, 29 September 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... I
DAFTAR ISI.......................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan Makalah........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN MATERI..................................................................... 3
2.1 Pengertian Permasalahan Pendidikan............................................................ 3
2.2 Permasalahan Pokok Pendidikan................................................................... 3
2.3 Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan.......................................................... 3
2.3.1 Masalah Pemerataan Pendidikan.......................................................... 3
2.3.2 Masalah Mutu Pendidikan.................................................................... 4
2.3.3 Masalah Efisiensi Pendidikan............................................................... 5
2.3.4 Masalah Relevansi Pendidikan............................................................. 5
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya
Masalah Pendidikan.............. 5
2.4.1 Perkembangan Iptek Dan Seni............................................................. 6
2.4.2 Laju Pertumbuhan Penduduk............................................................... 6
2.4.3 Aspirasi Masyarakat.............................................................................. 6
2.4.4 Keterbelakangan Budaya Dan
Sarana Kehidupan............................... 6
2.5 Permasalahan Aktual Pendidikan Di
Indonesia............................................. 7
2.5.1 Masalah Keutuhan Pencapaian
Sasaran............................................. .. 7
2.5.2 Masalah Kurikulum............................................................................... 8
2.5.3 Masalah Peranan Guru.......................................................................... 8
2.5.4 Masalah Pendidikan Dasar 9
Tahun..................................................... 9
BAB III PENUTUP............................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 10
3.2 Saran............................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi
setiap manusia dimuka bumi ini.Pendidikan
tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun, manusia
tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Menurut wadah yang
menyelenggarakan pendidikan, pendidikan dapat dibedakan menjadi pendidikan formal, informal dan nonformal.
Pendidikan formal adalah segala bentuk pendidikan atau
pelatihan yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang.Contohnya adalah
pendidikan SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi
negeri maupun swasta.Pendidikan informal
adalah jenis pendidikan atau pelatihan yang terdapat di dalam keluarga atau
masyarkat yang diselenggarakan tanpa ada organisasi tertentu.Pendidkan
nonformal adalah segala bentuk pendidikan yang diberikan secara terorganisasi
tetapi diluar wadah pendidikan formal.
Pada dasarnya setiap kegiatan yang
dilakukan akan menimbulkan dua macam dampak yang saling bertentangan.Kedua dampak itu adalah dampak positif dan
dampak negatif.Dampak positif adalah segala sesuatu yang merupakan
harapan dari pelaksanaan kegiatan tersebut, dengan kata lain dapat
disebut sebagai tujuan. Sedangkan dampak negatif adalah segala sesuatu yang
bukan merupakan harapan dalam pelaksanaan kegitan tersebut, sehingga dapat
disebut sebagai hambatan atau masalah yang ditimbulkan.
Jika peristiwa di atas dihubungkan
dengan pendidikan, maka pelaksanaan pendidikan akan menimbulkan dampak negatif
yang disebut sebagai masalah dan hambatan yang akan dihadapi. Hal ini akan lebih
tepat bila disebut sebagai Permasalahan Pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan
permasalahan pendidikan ?
2. Bagaimana
permasalahan pendidikan di Indonesia?
3. Apa saja jenis permasalahan pokok pendidikan di Indonesia?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi
berkembangnya masalah pendidikan ?
5. Apa permasalahan aktual pendidikan
di Indonesia ?
1.3
Tujuan
Penulisan Makalah
Adapun
tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :
a.
Mengetahui pengertian permasalahan pendidikan.
b.
Mengetahui permasalahan
pendidikan di Indonesia.
c.
Mengetahui jenis
permasalahan pokok pendidikan.
d.
Mengetahui faktor yang mempengaruhi permasalahan pendidikan.
e.
Mengetahui permasalahan aktual pendidikan di Indonesia.
1.4
Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat-manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
a.
Memberikan
gambaran masalah pendidikan.
b.
Batu
loncatan kepada pendidikan yang lebih baik.
c.
Menambah pengetahuan serta wawasan kepada pembaca tentang
keadaan pendidikan sekarang ini.
d.
Memenuhi tugas yang
diberikan pada mata kuliah
Pengantar Pendidikan.
e. Sebagai
bentuk perhatian Mahasiswa terhadap masalah pendidikan yang dihadapi Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
2.1
Pengertian Permasalahan Pendidikan
Istilah permasalahan diterjemahkan dari
bahasa inggris yaitu “problem“. Masalah adalah segala sesuatu yang harus
diselesaikan atau dipecahkan. Sedangkan kata permasalahan berarti sesuatu yang
dimasalahkan atau hal yang dimasalahkan. Jadi Permasalahan pendidikan adalah
segala-sesuatu hal yang merupakan masalah dalam pelaksanaaan kegiatan
pendidikan.
Dari uraian di atas, dapat juga disimpulkan bahwa
Permasalahan Pendidikan Indonesia adalah segala macam bentuk masalah yang
dihadapi oleh program-program pendidikan di negara Indonesia.
2.2 Permasalahan
Pokok Pendidikan
Pada dasarnya ada dua masalah pokok
yang dihadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitu:
a. Bagaimana semua
warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
b. Bagaimana
pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap
untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan bermasyarakat.
2.3
Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan
Ada empat jenis permasalahan pokok pendidikan yang telah menjadi
kesepakatan nasional. Masalah
yang dimasud yaitu:
1.
Masalah pemerataan pendidikan.
2.
Masalah mutu pendidikan.
3.
Masalah efisiensi pendidikan.
4.
Masalah relevansi pendidikan.
2.3.1
Masalah Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah
persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan,
sehingga pendidikan itu menjadi wahana bagi pemabangunan sumber daya
manusia untuk menunjang pembangunan.
Pada masa awalnya, di tanah air kita
pemerataan pendidikan itu telah dinyatakan dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1950
sebagai dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah. Pada Bab XI, Pasal 17
berbunyi:
Tiap-tiap warga negara Republik Indonesia mempunyai hak
yang sama untuk diterima menjadi murid suatu sekolah jika syarat-syarat yang
ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaran pada sekolah itu dipenuhi.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan
wajib belajar Bab VI, Pasal 10 Ayat 1, menyatakan: “Semua anak yang sudah
berumur 6 tahun berhak dan yang sudah berumur 8 tahun diwajibkan belajar di
sekolah, sedikitnya 6 tahun lamanya.” Ayat 2 menyatakan: “Belajar di sekolah
agama yang telah mendapat pengakuan mentri agama dianggap telah memenuhi
kewajiaban belajar.”
Landasan yuridis pemerataan pendidikan
tersebut penting sekali artinya, sebagai landasan pelaksanaan upaya pemerataan
pendidikan guna mengejar ketinggalan kita sebagai bangsa yang pernah di jajah oleh
bangsa lain.
Oleh karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung di dalam upaya pemerataan pendidikan tersebut yaitu
menyiapkan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan, maka
setelah pelaksanaan upaya pemerataan pendidikan terpenuhi, mulai diperhatikan
juga upaya berkembangnya
mutu
pendidikan.
2.3.2
Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan dipermasalahkan jika
hasil pendidikan belum mencapai taraf seperti yang diharapkan. Penetapan mutu
hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen
tenaga terhadap calon luaran, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika
luaran tersebut terjun ke lapangan kerja penilaian dilakukan oleh lembaga
pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes untuk kerja (performance test).Lazimnya
sesudah itu masih dilakukan pelatihan/ pemagangan bagi calon untuk penyesuaian
dengan tuntutan persyaratan kerja di lapangan.
Hasil belajar yang bermutu hanya
mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak
optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu. Jika
terjadi belajar yang tidak optiimal menghasilkan skor ujian yang baik maka
hampir dipastikan bahwa hasil ujian belajar tersebut adalah semu. Ini berarti
bahwa pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemrosesan
pendidikan. Selanjutnya kelancaran pemrosesan pendidikan ditunjang oleh
komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan,
kurikulum, sarana pembelajaran bahkan juga masyarakat sekitar. Seberapa besar
dukungan tersebut diberikan oleh komponen pendidikan, sangat terkandung kepada
kualittas komponen dan kerja samanya serta mobilitas komponen yang mengarah
kepada pencapaian tujuan.
Masalah mutu pendidikan juga mencakup
masalah pemerataan mutu. Di dalam Tap MPR RI 1998 tentang GBHN dinyatakan bahwa
titik berat pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap
jenjang dan jenis pendidikan, dan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan
khususnya untuk memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu lebih
disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran ilmu pengetahuan dan matematika.
(BP-7 Pusat. 1989: 68) umumnya kondisi mutu pendidikan di seluruh tanah air
menunjukkan bahwa di daerah pedesaan utamanya di daerah terpencil lebih rendah
daripada di daerah perkotaan. Acuan usaha pemerataan mutu pendidikan bermaksud
agar sistem, pendidikan khususnya sistem persekolahan dengan segala jenis dan
jenjangnya di seluruh pelosok tanah air (kota dan desa) mengalami peningkatan
mutu pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisinya masing-masing.
2.3.3
Masalah Efisiensi Pendidikan
Masalah efisiensi pendidikan
mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan mendayagunakan sumber daya yang
ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Jika penggunaannya hemat dan tepat sasaran
dikatakan efisiensinya tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya, efisiensinya
berarti rendah.
2.3.4
Masalah Relevansi Pendidikan
Masalah relevansi pendidikan mencakup
sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan
kebutuhan pembangunan.
Luaran pendidikan diharapkan dapat
mengisi semua sektor pembangunan, yaitu yang beraneka ragam seperti sektor
produksi, sektor jasa, dan lain-lain. Baik dari segi jumlah maupun dari segi
kualitas. Jika sistem pendidikan menghasilkan luaran yang dapat mengisi semua
sektor pembangunan baik yang aktual (yang tersedia) maupun yang potensial
dengan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh lapangan kerja, maka
relevansi pendidikan dianggap tinggi.
2.4
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
berkembangnya masalah pendidikan:
2.4.1
Perkembangan Iptek Dan Seni
a. Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan
iptek.Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisasi
mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari
ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
b. Pekembangan Seni
Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu terbentuknya
manusia yang seutuhnya,aktivitas kesenian mempunyai andil yang besar karena
dapat mengisi pengembangan dominan afektif khususnya emosi yang positif serta
keterampilan disamping kognitif dan psikomotorik.
Dilihat dari segi lapangan kerja,dewasa ini dunia seni telah
mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat sebagai mata pencaharian.
Masalahnya adalah walaupun dunia seni begitu penting namun
di sekolah sekolah saat ini masih menduduki posisi kelas dua.Selain itu,sulit
untuk menyediakan tenaga pendidiknya dan sarana penunjang yang mahal.
2.4.2
Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah
ini bersumber pada dua hal yaitu:
a. Pertambahan Penduduk
Dengan bertambahnya jumlah penduduk ,maka penyediaan sarana
dan prasarana pendidikan harus ditambah.
b. Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk di seluruh pelosok tanah air ini tidak
merata.Kondisi yang seperti ini juga menyulitkan dalam hal penempatan tenaga
pendidik.
2.4.3
Aspirasi Masyarakat
Aspirasi masyarakat harusnya menjadi baik ketika masih dalam
keadaan standar.Namun menjadi masalah ketika terjadinya massalisasi pendidikan
dimana di suatu wilayah terjadi lamaran di sekolah sekolah,sementara sekolah di
wilayah tersebut tidak mencukupi baik dari fasilitas ataupun pengajar.
2.4.4
Keterbelakangan Budaya dan Sarana
Kehidupan
Keterbelakangan budaya disini di maksudkan dengan kurang tahunya
sebuah masyarakat akan perkembangan baru seperti teknologi pada alat
transportasi dan telekomunikasi,paham ber-KB dan lain sebagainya.Dimana
permasalahan timbul karena masyarakat yang keterbelakang budaya menjadi tidak
dapat ikut berperan serta dalam pembangunan,sebab mereka kurang memiliki
dorongan untuk maju.Jadi permasalahan nya adalah bagaimana menyadarkan
masyarakat tersebut akan ketertinggalannya,bagaimana menyediakan sarana
kehidupan dan bagaimana sistem pendidikan dapat melibatkan masyarakat tersebut.Karena
bukankah pendidikan mempunyai misi sebagai tranformasi budaya.
2.5
Permasalahan Aktual Pendidikan
Pendidikan selalu menghadapi masalah,
karena selalu terdapat kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan hasil yang
dapat di capai dari proses pendidikan. Permasalahan aktual berupa
kesenjangan-kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi dan terasa mendesak untuk ditanggulangi.
Beberapa masalah aktual pendidikan yang
akan dikemukakan meliputi masalah keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum,
peranan guru, dan
pendidikan
dasar 9 tahun.
Masalah aktual tersebut ada yang
mengenai konsep dan ada yang mengenai pelaksanaannya.Misalnya munculnya kurikulum baru
adalah masalah konsep. Apakah kurikulum tersebut cukup andal secara yuridis
(merupakan penjabaran undang-undang pendidikan) dan secara psikologis
(berdasarkan hukum perkembangan peserta mendasarkan diri pada proses kematangan
anak). Konsep seperti itu bermasalah. Selanjutnya jika
suatu kurikulum sudah andal, dapat dilaksanakan apa tidak. Jika tidak, timbullah
masalah pelaksanaan atau masalah operasional. Perlu di pahami bahwa tidak semua
masalah aktual tersebut merupakan masalah baru. Bahkan ada yang sudah lama.
Sudah sejak lama masalah aktual itu kita sepakati untuk mengatasinya, tetapi
dari tahun ke tahun hasilnya tetap sama.Berikut ini masalah aktual tersebut:
2.5.1
Masalah
Keutuhan Pencapaian Sasaran
Didalam UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sisten Pendidikan
Nasional Bab II Pasal 4 telah dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional
adalah mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.Kemudian dipertegas dalam GBHN
butir 2a dan b tentang arah dan tujuan pendidikan bahwa yang dimaksud dengan
manusia yang utuh itu adalah manusia yang sehat jasmani dan rohani.Tetapi dalam
pelaksanaannya pendidikan afektif belum ditangani semestinya.Kecendrungan
mengarah kepada pengutamaan aspek kognitif.
Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan misalnya
yang semestinya mengutamakan pemahaman nilai nilai agama dan kewarganegaraan
bergeser menjadi pengetahuan pelajaran tersebut.Pengrmbangan daya fikir di
nomor satukan sementara pengembangan perasaan dan hati terabaikan.Padahal
pemahaman terhadap nilai nilai tidak hanya cukup dengan pengenalan atas
pengetahuannya.Berdasarkan sistem pendidikan kita sekarang apakah masih ada
memberi peluang demi terjadinya pengamalan pengamalan seperti semangat
kebangsaan,kesetiakawanan sosial,kedisiplinan,minat belajar,ketakwaan pada
Allah dan lain lain.
2.5.2
Masalah
Kurikulum
Masalah kurikulum meliputi masalah
konsep dan pelaksanaannya.Yang menjadi sumber masalah adalah bagaimana sistem
pendidikan dapat membekali peserta didik untuk terjun ke lapangan kerja bagi
yang tidak melanjutkan sekolah dan memberikan bekal dasar yang kuat untuk ke
perguruan tinggi bagi yang melajutkan sekolah.
Menurut Tirtarahardjapada (2010:252)
Konsep kurikulum 1984 juga memiliki kelebihan kareana adanya keluwesan antara
lain:
1) Disediakannya aneka program belajar
untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan untuk memasuki lapangan kerja
2) Adanya program inti yang sifatnya nasioal
3) Adanya program pusat dan program daerah (muatan lokal)
2.5.3
Masalah Peranan
Guru
Untuk
memandu proses pembelajaran murid,guru dibantu oleh petugas lainnya seperti
konselor (guru BP), pustakawan, laboratorium dan teknisi sumber belajar. Jadi
guru tidak mengemban multi tugas selain mengajar.Maka dari itu waktu itu dapat
digunakan utuk :
1) Melakukan kontak dan pendekatan
manusiawi yang lebih intensif dengan murid-muridnya.
2) Dari sisi pembelajaran ia mampu
mengelola proses pembelajaran (sebagai manajer), menunjukkan tujuan
pembelajaran (direktor), mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
(koordinataor), mengkomunikasikan murid dengan berbagai sumber belajar
(komunikator), menyediakan dan memberikan kemudahan-kemudahan belajar
(fasilitatator), dan memberikan doronagn belajar (stimulator)
Masalahnya
adalah di beberapa sekolah di tanah air masih belum mempunyai pendamping guru
tersebut.Hal ini dikarenakan penempatan tenaga pengajar yang masih belum
merata.
2.5.4
Masalah
Pendidikan Dasar 9 Tahun
Keberadaan pendidikan dasar 9 tahun mempunyai landasan yang
kuat. UU RI Nomor 2 1989 Pasal 6 menyatakan tentang hak warga Negara untuk
mengikuti pendidikan sekurang-kurangnya tamat pendidikan dasar, dan pasal 13 menyatakan
tujuan pendidikan dasar. Kemudian PP Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Dasar, pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan pendidikan 9 tahun,
terdiri atas program pendidikan 6 tahun di SD dan program pendidikan 3 tahun di
SLTP, pasal 3 memuat tujuan pendidikan dasar yaitu, memberikan bekal kemampuan
dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi,
anggota masyarakat, warga Negara, dan anggota umat manusia, serta mempersiapkan
peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Ketetapan-ketetapan tersebut merupakan realisasi GBHN 1993
tentang arah pendidikan nasional butir 26 yang antara lain menyatakan perlunya
peningkatan kualitas serta pemerataan, terutama peningkatan kualitas pendidikan
dasar.
Dilihat dari segi lamanya waktu belajar pada pendidikan
dasar yaitu 9 tahun,kita sudah mengalami langkah maju dibanding dengan
masa-masa sebelumnya yang menetapkan wajib belajar hanya 6 tahun yaitu tingkat
SD. Secara konseptual dan acuan yang diberikan oleh ketetapan-ketetapan resmi
tersebut sudah sejalan dengan kebutuhan pembangunan, antara lain:
a)
Untuk memasuki PJPT II diperlukan sumber daya manusia yang lebih berkualitas.
b)
Persyaratan kerja yang dituntut dunia kerja semakin meningkat sehingga
dengan basis pendidikan dasar 9 tahun tentunya lebih baik daripada hanya 6
tahun. Khususnya persyaratan usia, usia tamat pendidikan dasa semakin mendekati
usia kerja menurut peraturan Menaker No: Per-01/Men/1987, pasal 1 tentang batas
umur layak kerja yaitu 14 tahun.
Hambatan
nya berasal dari sambutan masyarakat, utamanya dari orang tua yang kalangan
yang kurang mampu. Mereka mungkin cenderung untuk tidak menyekolahkan anaknya
karena harus membiayai anaknya lebih lama. Padahal tidak dapat berharap banyak
dari anaknuya untuk segera memperoleh pekerjaan setelah tamat dari sekolah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan-kesimpulan
yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dalam usaha
pemerataan pendidikan, diperlukan pengawasan yang serius oleh pemerintah. Pengawasan tidak hanya dalam bidang
anggaran pendidikan, tetapi juga dalam bidang mutu, sarana dan prasarana
pendidikan. Selain itu, perluasan kesempatan belajar pada jenjang pendidikan
tinggi merupakan kebijaksanaan yang penting dalam usaha pemerataan pendidikan.
2. Sistem
pendidikan Indonesia dapat berjalan dengan lancar jika kerja sama antara
unsur-unsur pendidikan berlangsung secara harmonis. Pengawasan yang dilakukan
pemerintah dan pihak-pihak pendidikan terhadap masalah anggaran pendidikan akan
dapat menekan jumlah korupsi dana di dalam dunia pendidikan.
3. Peningkatan
mutu pendidikan akan dapat terlaksana jika kemampuan dan profesionalisme
pendidik dapat ditingkatkan.
3.2
Saran
Adapun saran-saran dalam makalah
permasalahan pendidikan ini adalah sebagai berikut.
1. Perlunya
ditingkatkan kualitas pendidik dalam usaha Peningkatan mutu pendidikan. Hal ini
dapat dilakukan dengan meggunakan metoda baru dalam pelaksanaan pembelajaran.
2. Masyarakat luas selalu mengikuti
kebijakan-kebijakan pemerintah yang baru, jangan sampai masyarakat tidak tahu
menahu tentang apa program yang dicanangkan pemerintah, ini tentunya akan
menghambat proses menuju keberhasilan pendidikan.
3. Kita sebagai mahasiswa yang di
persiapkan untuk menjadi tenaga pendidik harus mempunyai kualitas dan peranan
aktif. Untuk itu, kita sebaiknya ikut mensosialisasikan program-program
pemerintah kepada masyarakat dan ikut mengevaluasi apakah kebijakan yang di
cetuskan pemerintah baik bagi masyarakat ataukah tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Munib,Achmad,dkk.
2011.Pengantar Ilmu Pendidikan.
Semarang:Universitas Negeri
Semarang Press.
Pidarta,
Prof. Dr. Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta:PT Rineka
Cipta.
Tirtaraharja,Umar dan Sulo,
La.2005.Pengantar Pendidikan.Jakarta:Depdiknas,PT
Rineka Cipta.
http://www.sayapbarat.wordpress.com/2007/08/29/Lhani
di/pada Maret 8, 2009/
https://smandoe-sawahlunto.sch.id/index/17-masalah-pendidikan-di-indonesia/
arrieffatriansyah.blogspot.com/.../makalah-pengantar-pendidikan
0 komentar:
Posting Komentar